Minggu, 17 Oktober 2010

Komik Indonesia Potensi

Komik Indonesia Masih Potensi Yang Harus Digarap

Ditengah persaingan pasar bebas cina (ACFTA), komikpun mengalami serbuan komik-komik asing seperti jepang, amerika dan eropa yang meski sedang dilanda semburan gunung meletus di Irlandia, akibatnya Ekonomipun lumpuh namun komik Indonesia masih potensi dan meski keberadaanya tidak terlalu banyak tetap berkembang, animasi komik berkembang di Indonesia muncul sekitar tahun 1990an.
Penerbit yang independent, rumah produksi dan studio-studio komik pun menggeliat potensi kreatif dan inovativ kreator komikus dan animator Indonesia makin menjadi, rumah produksi komikpun berjamuran seperti Mizan, SP Komik,Studio Komik Bajing Lonjat, Komik Karpet Biru, Kabin, Nimana, Animal Word, MKI/Studio Format, Deni Animations, Avatar Index.
Menengok Sejarah Komik Lokal
Kalau kita melihat kebelakang clasback sejarah komik Indonesia komik strep adalah kreator yang memulai kreasinya dari komik Indonesia. Komik strep yang muncul di majalah, surat kabar atau tabloid pada masa itu mengambil tema lelucon kehidupan sehari-hari, cerita rakyat yang melegenda, petualangan dan perjuangan kemerdekaan. Banyak tema perjuangan komik yang dimuat surat kabar pada masa itu seperti pada tahun 1931 surat kabar Shin Po Karya Kho Wang Gie memuat cerita berseri tokoh Put On.
Di harian kedaulatan rakyat terbitan Yogyakarta menghidangkan karya Abdul Salam yang menceritakan penokohan perlawanan pergolakan yogya, kepiawaian pemberontakan Pangeran Diponegoro. Lain halnya di mingguan Ratoe Timoer sejak tahun 1939 menampilkan kisah mentjari poetry Hidjaoe Karya Nasroen AS.
Masa keemasan dan kejayaan komikus Indonesia ditandai dengan banyak ragam dan judul komik yang ditengahkan. Kecerdikan penerbit dalam melihat pasar, kreatifitas animator, dan tanggapan pembaca meningkatkan dinamika yang menumbuh suburkan dunia komikus Indonesia. Komik asing seperti tarzan, flash Gordon, Rip Kirby, prince valiant serta supermen menjadi pendorong komikus Indonesia berkembang pesat.
Sekitar tahun 1954, RA Kosasih menciptakan tokoh sri asih untuk penerbit Melodie. Tanggapan dari masyarakat sangat baik sehingga dimunculkan lagi seri berikutnya. Jhon Lo sebelunya menciptakan tokoh kapten kilatwalau tidak sepopuler Sri Asih. Tokoh-tokoh yang diciptakan Putri Bintang dan Garuda Putih dari Jhon Lo. Siti Gahara adalah tokoh dengan latar belakang 1001 malam karya RA Kosasih. Kota medan dengan penerbit Harris dan Casso juga menghasilkan banyak komikus yang potensial. Seperti taguan Hardjo, bersama Zam Nuldyn dan Djas adalah tokoh komik medan rata-rata memiliki kecenderungan untuk menggarap cerita legenda, cerita rakyat, Melayu, roman, detektif dan komik-komik perjuangan. Ragam komik lainnya antara lainnya yakni kisah sains dan fiksi. Wayang dan adaptasi kisah-kisah barat.
Setelah periode 1950an, periode 1960an hingga awal 1980an bisa dikatakan sebagai kebangkitanyang kedua dari komik Indonesia sebagai kebangkitan komik Indonesia yang kedua. Akar penokohan dan alur ceritanya dapat di telusuri dari periode sebelumnya. Walaupun komikus Indonesia sudah dapat menciptakan tren baru komikus Indonesia. Ragam komik yang di sukai pada periode ini yaitu kisah remaja komik roman remaja yang bertema kehidupan remaja kota. Beberapa komikus yang dominant adalah Budjanto, Zaldy, Sim dan Jan Mintaraga. Karya Jan Mintaraga yang paling popular seperti kisah Noda Hitam.
Komik silat yang bertemakan petualangan-petualangan pendekar ahli silat, Ganes TH mempelopori popularitas komik jenis ini. Karya-karyanya antara lain serial Si Buta Dari Gua Hantu, Siluman Srigala Putih, Tuan Tanah Kadawung, SI Djampang, Djair dengan tokoh Jaka Sembung, Hans Jaladara dengan Panji Tengkorak, beberapa komikus juga menggarap cerita dengan latar belakang sejarah, seperti Ganes  TH dan Teguh Santosa .
Sedangkan tokoh –tokoh superhero Amerika masih cukup kuat pengaruhnya pada dunia komik Indonesia. Setelah Sri Asih, ragam komik superhero kembali popular dengan tokoh baru seperti Godam karya Wid NS, dan Gundala Karya Hasmi.
Sementara ragam komik humor atau dagelan telah muncul setelah tahun 1930an. Put On boleh dikatakan sebagai pelopor komik , khusunya ragam komik komedi/humor. Tokoh Put On masih muncul  dimajalah Varia Nada, Aneka /Ria, film ditahun 1970-1980an . Kho Wang Gie memakai nama samaran Sopoiku dalam bentuk buku. Ia membuat nona A Go, Lemot, dan Obut Agen Rahasia 013 (bolong Djilu) dagelan juga sering diselipkan lewt tokoh petruk, gareng dan semar serta Cepot pada komik wayang. Hingga kini tokoh-tokoh ini masih muncul dalam bentuk komik secara independent dengan berbagai komikus. Yang cukup menonjol pada tahun 1970an adalah Indri Sudono.
Label HC Anderson juga sering dipakai untuk komik-komik yang bertema kisah atau dongeng anak-anak yang berlatar belakang kerajaan eropa. Label ini tetap dipakai sekalipun karya tersebut bukan karya HC Anderson.
Semakin beragamnya jenis hiburan yang muncul, turut mengurangi kegairahan dunia komi Indonesia. Disamping itu komik –komik asing banyak diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan menggeser kepopuleran komik Indonesia. Masalah kualitas, profesionalisme promosi dan distribusi, seringkali menjadi pokok perdebatan untuk mendiskusikan masalah tersebut. Penciptaaan komik-komik Indonesia saat ini seakan-akan di dorong dan dipengaruhi hadirnya komik-komik asing ragam komik superhero banyak digali oleh komikus muda. Dengan demikian masih cukup luas peluang potensi komik-komik Indonesia yang harus di sadurkan oleh pengemar Indonesia sendiri bahkan dapat di kirim ke luar, maka dari itu sebagai orang Indonesia sudah sepatutnya mencintai karya komik Indonesia agar para kreator, inovator komikus termotivasi karena pangsa pasar dalam negeri harus digarap. Anggapan komik Asing lebih bagus harus dihilangkan, nasionalisme terhadap produk kepunyaan sendiri harus dipupuk mulai dari sekarang. Semogga komik Indonesia akan semakin berkembang Amin.

Harmono (dari Berbagai Sumber)  Menyukai dunia komik, Sanggar Baca Selagong Sigong Banjarmangu -Banjarnegara

Budidaya Belut

Budidaya Belut di Air Jernih Potensi Mengiurkan

Sekarang Indonesia sedang digalakan untuk memakan-makanan yang berprotein tinggi salah satunya adalah belut. Namun belut masih sulit dan jarang di dapatkan dalam pasar–pasar karena belum banyak yang berbudidaya. Peluang inilah yang menggiurkan untuk digarap, dan berpotensi kearah ketahanan pangan dan swasembada belut. Belut dengan kandungan protein sampai 74 persen adalah sangat bermanfaat bagi kecerdasan anak dan cucu kita ke depan. Paradigma berpikir bahwasannya belut dapat berkembang hanya di Lumpur harus dihilangkan. Inti dari itu hewan transeksual ini  dapat hidup karena ada air yang sehat.
Cara budidaya belut ini cukup sederhana, dapat dilakukan ditempat yang tidak memakan lahan banyak seperti di terpal, Seng, di drum yang tidak digunakan atau kolam permanen dll. Kalau ingin terjun menekuni budidaya belut hal yang diperhatikan adalah bibitnya, ciri-ciri belut yang baik antara lain pilih bibit belut yang berukuran “fiberling” seukuran batang rokok/pena seragam waktu pengiriman jangan terlalu lama maksimal 1 jam mengurangi stressing. Pilih belut yang berwarna cokelat kekuningan (oranye) berdada kuning,  atau kecoklatan bening  dan bertutul hitam. Apabila dipegang/ diangkat tidak melengkung lemas.
Ditempat penampungan kepala tidak mendongok ke atas dan tenang tetapi bergerak aktif posisi tetap dibawah dan dalam air. Kalau mau mengambil nafas mereka menjulurkan hidungnya keluar air langsung kembali ke dalam air dengan cepat. Warna disekitar insang cerah. Posisi perutnya masih dibawah jangan memilih belut yang sudah terlentang dipastikan tidak lama akan mati. Tidak luka atau cacat karena terkena penjepit/ pancing atau alat waktu menangkap. Pilihlah bibit belut yang dapat besar yakni berwarna kekuning-kuningan, coklat cerah bening, ada toto-totol hitam samar-samar, coklat agak kehijauan disekujur tubuhnya, kepala djendol dan dipunggug bagian ekor bergaris berwarna kuning cerah ada batikan/ motif terlihat jelas dibagian ekor. Bagian kepala ada corat coret berwarna kuning terlihat jelas, bibit yang punggungnya berwarna coklat kehitaman tetapi berdada kuning.
    Budidaya belut di air jernih sangat efisien dan sangat menguntungkan. Caranya belut dari bibit tangkapan diadaptasikan dahulu ke dalam kolam yang komposisinya Lumpur yang nglenyet sedalam lutut orang dewasa, diatasnya gedebok pisang yang benar-benar busuk, diatasnya di taruhi jerami padi setelah itu diatasnya di kasih air jernih. Setelah satu bulan di taruh di kolam mediasi itu kemudian bulan keduanya Lumpur dikurangi tiap hari sampai habis, belum tidak kaget serta jadi terbiasa hidup diair jernih.
Pemberian pakan pokok yang disatrankan jumlah minimal perhari bulan pertama cacing merah dengan yuyu, bulan kedua  dipakani cacing merah, cacahan keong, cacahan anak katak, cacahan ikan, bulan ke tiga diberi pakan keong separo dan anak katak, pada bulan ke empat sampai panen keong utuh dan anak katak utuh. Penggantian air rutin pada saat pemberian pakan yuyu, selama pemberian pakan keong pergantian air dilakukan seminggu sekali kita tetap menjaga air tetap jernih jangan sampai keruh karena pembusukan pakan.
Budidaya belut masih potensial selain pangsa pasarnya masih terbuka, belut yang mengandung protein besar sangat digemari dari restoran warung makan cafe, swalayan atau pasar luar negeri. Untuk satu kilogramnya dipasaran mencapai 35 ribuan, kalau dijual ke pengepul mencapai 20ribuan. Dari bibit satu kintal bisa menghasilkan 1 ton belut panen. Modal 25juta dalam empat bulan dapat menghasilkan uang 60jutaan keuntutngan bersih setelah dikurangi beban bisa mencapai 20juta, jumlah angka yang menggiurkan.  

Harmono Penggiat Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Ngudi Ajining Tani Banjarmangu, Menyukai Pertanian HP 085291637379

educationcomunity: Parenting Skills: Present a Unified Parental Front...

educationcomunity: Parenting Skills: Present a Unified Parental Front...: "Parenting Skills: Present a Unified Parental Front When Disciplining...: 'Disciplining your child is never no problem. You prevalent know fr..."

Parenting Skills: Present a Unified Parental Front When Disciplining...

Parenting Skills: Present a Unified Parental Front When Disciplining...: "Disciplining your child is never no problem. You prevalent know from involvement and mistakes how imperative it is to serve consistent, firm..."