Waspada Broker Pilkada
Meski, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) bagi
Kabupaten Banjarnegara bakal digelar 24 Juli 2011. gaungnya mulai dirasakan.
Hal itu datang dari Bakal Calon (Bacalon) mulai mendekati berbagai pimpinan
masyarakat, parpol hingga pemuda, disertai kehadiran orang asing. Sampai hari
ini para calon sudah mulai berani muncul terang-terangan, tetapi masih menunggu
rekomendasi dari partai yang didaftar untuk mengusung mereka. Para
brokerpun masuk ke seluruh lapisan
masyarakat untuk mengetahui tokoh yang akan maju dan dikenal masyarakat.
Penulis menyakini orang asing atau broker itu tidak lain para broker dan penyandang dana
Bacalon, sebab wajah mereka tergolong baru terlihat. Beberapa sumber terdekat dari Bacalon yang ada
mereka berasal dari luar daerah Banjarnegara. Atas kondisi ini, diyakini dalam
Pilkada nanti terjadi politik uang untuk menarik suara dari masyarakat. Agar
pelaksanaan Pilkada benar-benar jujur, maka penyelenggara Pilkada dan Panitia
Pengawas (Panwas) harus bertindak tegas. Para calon harus di investigasi audit serta
survey dari mana sumber penyandang dana, sehingga tidak berakibat merugikan
masyarakat Banjarnegara nantinya. Tak sedikit di antara para calo pilkada
bertengkar dengan calon karena tak selektif memberikan imbalan. Selain itu, yang perlu diwaspadai oleh para
pemilih adanya ''dana dunia'” dari Yahudi, atau dana hasil pencucian uang, atau
hasil judi untuk menggolkan salah satu pasangan yang jadi atau akan diusung.
Oknum atau elite politik semacam ini juga membahayakan karena pura-pura baik
menolong masyarakat Banjarnegara yang memerlukan dana. Banyak modus yang mereka gunakan mulai dari
menyeting pasangan calon, sampai membuat kebijakan dan program yang
mempengaruhi pemilih. Dana yang digelontorkan dari broker dengan dana investasi
mencapai 35-50 Milyar, yang dapat memenangkan pasangan. Menurut pengamatan
penulis para calon yang akan berlaga di Banjarnegara selain Wing Chin di Jalur
Independen seperti Sutedjo, Waluyo, Syamsudin, Amrullah Ahmad, Suhardjo, Hadi
Peno, Sudewi Mertaningsih, Dwitoto JW, Toto Hardono secara materi kurang
mendukung, ini juga harus diwaspadai dan dicermati pemilih. Sampai tulisan inipun partai pendukung yang
akan mengusung pasangan calon untuk didaftarkan ke KPU belum jelas berapa
pasangan, informasi pengamatan penulis banyak penyandang dana berkeliaran di
Banjarnegara dan seting pasangan calon baik investor lokal maupun luar. Pemilih
harus kritis jangan sampai hajat lima tahunan, harus pupus dari cita-cita
karena berebut uang dari broker atau penyandang dana yang mendatangkan
penjajahan gaya baru dan menyengsarakan. Sementara penulis menilai partai
politik belum mampu melahirkan sebuah calon kepala daerah yang benar-benar
profesional. Akibatnya lahir calon karena kedekatan, tokoh senior di partai,
karena upeti ke partai lebih banyak, bahkan ada dikotomi tokoh yang setor
banyak dan sedikit sehingga seleksipun tak obyektif hanya karena untuk
menggerakan mesin partai yang butuh gisi. Karena itu, kita memandang penting
visi, misi dan program calon dicermati oleh pemilih agar tak lagi terjadi
membeli kucing dalam karung, Penulis juga melihat program calon semua pada
dasarnya sama, namun harus di cermati janji mereka apa akan terealisasi atau
hanya janji mu busuk (Jambu) seperti yang dinyanyikan grup band MATTA yang
disukai ABG. Karena melalui visi dan misi tersebut, calon setelah terpilih akan
menjabarkan program-programnya. Ke depan hendaknya pemilih tak memilih calon
bertipe ''disaster'', yakni tipe calon yang hanya mengejar jabatan dan fasilitas
tetapi tak mau bekerja.Sebab, dia tak hanya dituntut mampu merumuskan sebuah
kebijakan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat, juga mengkoordinasikan
kebijakan itu kepada bawahannya. Akibat ketidakmampuan itu, yang terjadi justru
orang lain lebih banyak mewarnai kebijakan kepala daerah, padahal orang itu
belum tentu tahu keinginan kepala daerah dan aspirasi rakyatnya. Semoga tulisan
ini dapat mencerdaskan dan berpikir dewasa, dalam menentukan pilihan, siapapun
pilihan kita boleh beda tetapi keamanan harus tetap terjaga Amin (Harmono, SH Direktur Kajian Pendidikan
Politik Pedesaan LSM KPPP Banjarnegara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar