Senin, 14 Maret 2011

Pilkada, Waspada:

Waspada Broker Pilkada

Meski, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) bagi Kabupaten Banjarnegara bakal digelar 24 Juli 2011. gaungnya mulai dirasakan. Hal itu datang dari Bakal Calon (Bacalon) mulai mendekati berbagai pimpinan masyarakat, parpol hingga pemuda, disertai kehadiran orang asing. Sampai hari ini para calon sudah mulai berani muncul terang-terangan, tetapi masih menunggu rekomendasi dari partai yang didaftar untuk mengusung mereka. Para brokerpun  masuk ke seluruh lapisan masyarakat untuk mengetahui tokoh yang akan maju dan dikenal masyarakat. Penulis menyakini orang asing atau broker  itu tidak lain para broker dan penyandang dana Bacalon, sebab wajah mereka tergolong baru terlihat. Beberapa sumber terdekat dari Bacalon yang ada mereka berasal dari luar daerah Banjarnegara. Atas kondisi ini, diyakini dalam Pilkada nanti terjadi politik uang untuk menarik suara dari masyarakat. Agar pelaksanaan Pilkada benar-benar jujur, maka penyelenggara Pilkada dan Panitia Pengawas (Panwas) harus bertindak tegas. Para calon harus di investigasi audit serta survey dari mana sumber penyandang dana, sehingga tidak berakibat merugikan masyarakat Banjarnegara nantinya. Tak sedikit di antara para calo pilkada bertengkar dengan calon karena tak selektif memberikan imbalan.  Selain itu, yang perlu diwaspadai oleh para pemilih adanya ''dana dunia'” dari Yahudi, atau dana hasil pencucian uang, atau hasil judi untuk menggolkan salah satu pasangan yang jadi atau akan diusung. Oknum atau elite politik semacam ini juga membahayakan karena pura-pura baik menolong masyarakat Banjarnegara yang memerlukan dana.  Banyak modus yang mereka gunakan mulai dari menyeting pasangan calon, sampai membuat kebijakan dan program yang mempengaruhi pemilih. Dana yang digelontorkan dari broker dengan dana investasi mencapai 35-50 Milyar, yang dapat memenangkan pasangan. Menurut pengamatan penulis para calon yang akan berlaga di Banjarnegara selain Wing Chin di Jalur Independen seperti Sutedjo, Waluyo, Syamsudin, Amrullah Ahmad, Suhardjo, Hadi Peno, Sudewi Mertaningsih, Dwitoto JW, Toto Hardono secara materi kurang mendukung, ini juga harus diwaspadai dan dicermati pemilih.  Sampai tulisan inipun partai pendukung yang akan mengusung pasangan calon untuk didaftarkan ke KPU belum jelas berapa pasangan, informasi pengamatan penulis banyak penyandang dana berkeliaran di Banjarnegara dan seting pasangan calon baik investor lokal maupun luar. Pemilih harus kritis jangan sampai hajat lima tahunan, harus pupus dari cita-cita karena berebut uang dari broker atau penyandang dana yang mendatangkan penjajahan gaya baru dan menyengsarakan. Sementara penulis menilai partai politik belum mampu melahirkan sebuah calon kepala daerah yang benar-benar profesional. Akibatnya lahir calon karena kedekatan, tokoh senior di partai, karena upeti ke partai lebih banyak, bahkan ada dikotomi tokoh yang setor banyak dan sedikit sehingga seleksipun tak obyektif hanya karena untuk menggerakan mesin partai yang butuh gisi. Karena itu, kita memandang penting visi, misi dan program calon dicermati oleh pemilih agar tak lagi terjadi membeli kucing dalam karung, Penulis juga melihat program calon semua pada dasarnya sama, namun harus di cermati janji mereka apa akan terealisasi atau hanya janji mu busuk (Jambu) seperti yang dinyanyikan grup band MATTA yang disukai ABG. Karena melalui visi dan misi tersebut, calon setelah terpilih akan menjabarkan program-programnya. Ke depan hendaknya pemilih tak memilih calon bertipe ''disaster'', yakni tipe calon yang hanya mengejar jabatan dan fasilitas tetapi tak mau bekerja.Sebab, dia tak hanya dituntut mampu merumuskan sebuah kebijakan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat, juga mengkoordinasikan kebijakan itu kepada bawahannya. Akibat ketidakmampuan itu, yang terjadi justru orang lain lebih banyak mewarnai kebijakan kepala daerah, padahal orang itu belum tentu tahu keinginan kepala daerah dan aspirasi rakyatnya. Semoga tulisan ini dapat mencerdaskan dan berpikir dewasa, dalam menentukan pilihan, siapapun pilihan kita boleh beda tetapi keamanan harus tetap terjaga Amin  (Harmono, SH Direktur Kajian Pendidikan Politik Pedesaan LSM KPPP Banjarnegara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar