Predikat Kabupaten Vokasi di Pertanyakan
BANJARNEGARA- Kabupaten dawet
ayu sudah ditetapkan sebagai daerah Volkasi oleh Propinsi Jawa Tengah Agustus
kemarin, membuat sebagian masyarakat mempertanyakan status tersebut.
Menurut Kepala Dindikpora
Kabupaten Bajarnegara Wiwit Winarso S kepada radarmas mengemukakan belum lama
ini, dalam membenahi predikat vokasi dengan meningkatkan ketrampilan skill di,
SMK sebagai sekolah pendidikan ketrampilan menjadi perhatian serius. Sudah
terbukti anak SMK walaupun belum, “sepenuhnya sebagian besar sudah direkrut ke
dunia kerja yang difasilitasi oleh BKK (Bursa Khusus Kerja -red), sedangkan
untuk anak produktif yang tidak sekolah belum optimal,” ucapnya.
Ditempat lain Aktifis LSM
Pemerhati Pendidikan Widi Kartika yang rumahnya berlokasi di SMK yang sudah
menerapkan sistem SBI, ini menyayangkan sikap Sekolah yang tidak mengindahkan
ruh pendidikan. “Sekolah SMK tidak ada bedanya dengan MAN/SMA, tidak ada ruhnya
pendidikan, setelah lulus hanya dibayar sebagai kuli dengan bayaran murah, BKK
hanya sebagai proyek sekolah, tidak bisa menjawab tantangan,”tuturnya Senin
(10/1) kemarin.
Bursa Khusus kerja hanya untuk menempatkan kerja saja, namun tidak bisa menjawab
tantangan jaman. Seperti disini ada jurusan manajemen pemasaran semestinya
sekolah dilibatkan untuk mengunakan praktek.” Sekolah dapat menjadi fasilitas
pemasaran, dari produk-produk lokal masyarakat, agar supaya diterima pangsa
pasar, sekolah depan saya secara tidak langsung lingkungan yang membikin ijin
menjadi status SBI, jadi jangan ditinggalkan ruhnya,” tambahnya.
Sementara itu Mardan mantan anggota DPRD Banjarnegara dari Fraksi Golkar
mengatakan predikat kabupaten vokasi hanya mengejar prestis, gelegar, cover.
Namun pada kenyataannya nol besar. ” Pendidikan formal dan non formal sekarang
sedang berkembang kearah teutastik, teori muluk-muluk namun aplikasinya tidak
ada, mengejar prestis, bukan prestasi senyatanya,” tegasnya (hrm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar