Senin, 14 Maret 2011

Banjarnegaraku:


Predikat Kabupaten Vokasi di Pertanyakan
BANJARNEGARA- Kabupaten dawet ayu sudah ditetapkan sebagai daerah Volkasi oleh Propinsi Jawa Tengah Agustus kemarin, membuat sebagian masyarakat mempertanyakan status tersebut.
 Menurut Kepala Dindikpora Kabupaten Bajarnegara Wiwit Winarso S kepada radarmas mengemukakan belum lama ini, dalam membenahi predikat vokasi dengan meningkatkan ketrampilan skill di, SMK sebagai sekolah pendidikan ketrampilan menjadi perhatian serius. Sudah terbukti anak SMK walaupun belum, “sepenuhnya sebagian besar sudah direkrut ke dunia kerja yang difasilitasi oleh BKK (Bursa Khusus Kerja -red), sedangkan untuk anak produktif yang tidak sekolah belum optimal,” ucapnya.
 Ditempat lain Aktifis LSM Pemerhati Pendidikan Widi Kartika yang rumahnya berlokasi di SMK yang sudah menerapkan sistem SBI, ini menyayangkan sikap Sekolah yang tidak mengindahkan ruh pendidikan. “Sekolah SMK tidak ada bedanya dengan MAN/SMA, tidak ada ruhnya pendidikan, setelah lulus hanya dibayar sebagai kuli dengan bayaran murah, BKK hanya sebagai proyek sekolah, tidak bisa menjawab tantangan,”tuturnya Senin (10/1) kemarin.
 Bursa Khusus kerja hanya untuk menempatkan kerja saja, namun tidak bisa menjawab tantangan jaman. Seperti disini ada jurusan manajemen pemasaran semestinya sekolah dilibatkan untuk mengunakan praktek.” Sekolah dapat menjadi fasilitas pemasaran, dari produk-produk lokal masyarakat, agar supaya diterima pangsa pasar, sekolah depan saya secara tidak langsung lingkungan yang membikin ijin menjadi status SBI, jadi jangan ditinggalkan ruhnya,” tambahnya.
 Sementara itu Mardan mantan anggota DPRD Banjarnegara dari Fraksi Golkar mengatakan predikat kabupaten vokasi hanya mengejar prestis, gelegar, cover. Namun pada kenyataannya nol besar. ” Pendidikan formal dan non formal sekarang sedang berkembang kearah teutastik, teori muluk-muluk namun aplikasinya tidak ada, mengejar prestis, bukan prestasi senyatanya,” tegasnya (hrm)  

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar