Rabu, 27 April 2011
Sri Mulyani Berpeluang jadi Capres 2014
JAKARTA — Para calon kontestan yang akan maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 harus mulai pasang kuda-kuda. Pasalnya, ada kemungkinan mereka bersaing dengan Sri Mulyani Indrawati. Suasana semangat mencapres mantan menteri keuangan itu sangat terasa dalam acara peluncuran website www.srimulyani.net, Kamis 30 September.
Di salah satu pojok halaman website dipasang foto perempuan yang kini menjabat direktur pelaksana Bank Dunia itu disertai latar bertulisan, “I’ll Be Back”.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti mengatakan, Sri Mulyani punya kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi presiden RI pada 2014. “Modal itu sudah ada. Mudah-mudahan itu bisa menjadi kenyataan,” ujarnya saat peluncuran website www.srimulyani.net di Hotel Nikko Jakarta itu.
Menurut Ikrar, di Indonesia ini tidak sedikit orang yang bersimpati kepada Sri Mulyani. Bahkan, lanjut Ikrar, secara pribadi dirinya juga mendukung Sri Mulyani untuk maju sebagai capres pada 2014.
“Sejak pertama bertemu Sri Mulyani di Salemba (kampus Universitas Indonesia), saya sudah membatin, one day, Sri Mulyani will become my leader (suatu hari, Sri Mulyani akan menjadi pimpinan saya, red),” katanya yang disambut aplaus.
Acara kemarin dihadiri sekitar 100 peserta yang memenuhi ruang acara. Di antaranya akademisi maupun praktisi hukum seperti Todung Mulya Lubis, Melli Darsa (praktisi hukum yang juga mantan calon ketua KPK), Goenawan Mohammad, serta Wimar Witoelar. Sri Mulyani sendiri tidak hadir dalam acara itu.
Ikrar juga mengutip pernyataan Kuntoro Mangkusubroto yang kini menjabat ketua Tim UKP3R kepada Sri Mulyani. Saat itu, kata Ikrar, Kuntoro mengatakan bahwa masa Sri Mulyani akan tiba pada 2019. “Saya tidak setuju kalau nunggu sampai 2019, (Sri Mulyani) sudah terlalu tua. Jadi, 2014-lah yang tepat,” katanya yang lagi-lagi disambut aplaus.
Karena itu, kata Ikrar, peluncuran website www.srimulyani.net merupakan bagian dari kampanye politik dan persiapan yang baik bagi Sri Mulyani dan para pendukungnya untuk maju pada 2014. Namun, Todung Mulya Lubis dari Perhimpunan Pendidikan Demokrasi yang menjadi insiator website tersebut menambahkan, pihaknya menggunakan Sri Mulyani sebagai ikon untuk etika publik.
“Sri Mulyani sama sekali tidak terlibat dalam pembuatan website ini. Meski demikian, beliau sudah kami kasih tahu,” ujarnya.
Menurut Todung, website tersebut merupakan bagian dari upaya mengembangkan etika publik yang bisa digunakan siapa saja untuk berdiskusi dan bertukar pikiran, bagaimana menumbuhkan etika publik di Indonesia. “Jadi, tidak ada agenda lain, tidak ada motivasi terselubung,” katanya.
Menanggapi peluncuran situs dan dorongan pencapresan Sri Mulyani tersebut, inisiator sekaligus mantan anggota Pansus Bank Century Bambang Soesatyo menyatakan menghormati gagasan itu sebagai hak setiap orang. “Kita berpikir positif saja,” ujarnya.
Namun, Bamsat –sapaan akrabnya– memastikan hal tersebut tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap proses hukum skandal Bank Century. Sebagai anggota tim pengawas DPR, pihaknya juga tetap mendorong terlaksananya proses hukum skandal yang diduga merugikan uang negara Rp 6,7 triliun tersebut.
“Bagi kami Sri Mulyani dan Boediono tetap tidak bisa lepas tangan. DPR akan tetap minta pertanggungjawaban yang bersangkutan,” tegas politikus Partai Golkar tersebut. Terkait dengan slogan I’ll Be Back, Bamsat menyindir bahwa hal itu adalah suatu keniscayaan. “Wajar karena ada masalah hukum yang masih harus dia pertanggungjawabkan,” imbuhnya. (jpnn)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar