Minggu, 20 Maret 2011

Berita UKM:

Pedagang Kecil Terhisap Koperasi Lintah Darat

BANJARNEGA– Merebaknya lintah darat atau rentenir di Kabupaten Banjarnegara mengakibatkan kondisi ekonomi masyarakat semakin tergencet. Terlebih para lintah darah banyak bergentayangan di pasar-pasar tradisional dengan sasaran pegadang kecil yang notabenenya para pedagang kaki lima (PKL).

“Memang para pedagang dan masyarakat kecil ini lebih mudah mengakses dana, namun buntutnya justru tergencet karena termakan bunga yang cukup tinggi dan tidak terlindungi,” kata Wakil Ketua DPRD Banjarnegara Sutopo Chandra Yuda menanggapi keluhan masyarakat tentang maraknya praktik lintah darat, Selasa belum lama.

Para rentenir ini kata Topo, lebih banyak berkedok sebagai koperasi, dan bahkan diantaranya ada koperasi yang dalam praktiknya justru menjadi lintah daerat. Mereka hinggap pada masyarakat miskin yang kesulitan mengakses permodalan dan para pedagang kecil yang tidak pernah bersentuhan dengan lembaga keuangan resmi. “Dengan kemudahan itu, mereka langsung mengakses dana tanpa memperhitungkan pengembalian yang justru lebih besar,” jelasnya.

DPRD menurut Topo, akan melakukan pengawasan karena praktin ini dinilai telah menyimpang dari Undang-undang (UU) Perkoperasian. “Kami juga meminta kepada Dekopin dan Dinas Perindustraian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) untuk melakukan langkah tegas demi melindungai rakyat,” jelasnya.

Di lain kesempatan Kabak Koperasi Disperindagkop Purnomo, SE membenarkan adanya praktek koperasi yang justru seperti lintah darat. ”ya benar, kami sudah melanyangkan pengawasan, dengan surat kepada koperasi harian yang memberikan bunga jangan sampai memberatkan, kami membatasi koperasi mingguan atau bulanan yang tidak memberatkan sehingga perekonomian daerah akan meningkat para pelaku usaha kecil tidak terbelilit utang,” ungkapnya di kantor kemarin.

Jika tidak bisa dikendalikan lanjut Purnomo, koperasi yang dalam praktinnya menjadi lintah darat izinnya harus ditinjau ulang. “Demi melindungi rakyat, bisa saja koperasi itu dibekukan,” pungkasnya. (harmono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar